Jumat, 02 November 2012

Pura Besakih

Nama Pura Agung Besakih bisa dikatakan sama terkenalnya dengan Tanah Lot, Kuta, atau Gunung Agung di Bali karena tempat peribadatan umat Hindu ini merupakan induk pura-pura yang ada di Pulau Dewata. Pura ini masih menyandang konsep terdahulu, yakni terdiri dari 18 pura pendukung (pekideh) yang merupakan satu kesatuan konsep dengan titik pusat berada di Pura Agung Besakih.

Empat diantara ke-18 pura yang termasuk dari pura pekideh ini telah ditetapkan sebagai penyandang status sebagai Pura Catur Lokapala yang menggambarkan eksistensi Tuhan diempat penjuru mata angin. Keempatnya adalah Pura Batu Madeg yang berada di arah utara sebagai Sthana Dewa Wisnu, Pura Kiduling Kreteg yang menempati arah selatan sebagai Sthana Dewa Brahma, Pura Gelap dengan menempati arah timur sebagai Sthana Desa Icwara dan Pura Ulun Kulkul yang menempati arah barat sebagai Sthana Dewa Mahadewa.


Kawasan Pura
Kawasan Pura Besakih menempati areal yang lumayan luas dalam radius sekitar 3 kilometer dengan Pura Pesimpangan di sisi hilir dan Pura Pangubengan di sisi hulu. Dalam setiap tahunnya di Pura Agung Besakih kerap diadakan upacara Bhatara Turun Kabeh, atau sering juga disebut dengan Ngusaka Kadasa. Upacara ini sangat bernilai dan bersamaan dengan upacara Ngusaba Kadasa di Pura Batur dimana keduanya menempati simbol Purusa dan Pradana dalam konsep Rwa Bhineda.

Diambil dari penjelasan Awig-Awig Desa Besakih, upacara Bhatara Turun Kabeh merupakan akhir dan rangkaian kegiatan sekitar 120 upacara besar dan kecil yang berlangsung secara berkala setiap enam bulan atau satu tahun di lingkungan 18 Pura Agung Besakih. Berbagai aci dan ngusaba di Pura Besakih dan Pekideh ditutup dengan Tawur Labuh Gentuh di Bancingah Agung pada Saish Kasanga. Prosesi ini terus berlanjut sampai tepat Purnama Kadasa dengan dilaksanakan persembahan Bhatar Turun Kabeh.



Salah satu pura yang bernama Pura Batu Madeg yang berada di salah satu Pura Catur Lokapala terletak di utara Pura Penataran Agung Besakih disimbolkan sebagai puncak kejayaan di masa kebudayaan megalitikum. Dinamakan Pura Batu Madeg karena ditemukan sebuah batu yang mampu berdiri tegak. Dimana “batu ngadeg” atau “batu tegak” diartikan sebagai batu yang mampu tegak atau batu berdiri. Meru Tumpang Sebelas dengan Batu Madeg di dalamnya inilah pelinggih yang utama di Pura Batu Madeg tersebut.

Jumat, 12 Oktober 2012

Nusa Dua


Nusa Dua merupakan salah satu objek wisata di Bali, yang terletak di Kabupaten Badung, di Tenggara Bali, jaraknya 15 km dari Bandara Ngurah Rai, 35 km dari kota Denpasar.Mempunyai pantai yang berpasir putih,  menjadikan tempat ini makin populer dikalangan para turis. Biasanya wilayah ini banyak dipilih oleh wisatawan yang benar-benar menikmati liburannya untuk beristirahat di hotel, resort maupun cottage berbintang yang tersebar disepanjang pantai Tanjung Benoa sampai dengan Nusa Dua, sambil menikmati segarnya udara pantai dan keindahan matahari terbit.
Nusa Dua termasuk Tanjung Benoa ( juga tempat water sport ) adalah kawasan pariwisata elit bertaraf internasional di Bali Kawasan pariwisata yang luasnya kurang lebih 350 ha merupakan kawasan resort yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali dan Indonesia karena kawasan ini merupakan salah satu kawasan perhotelan terbaik di dunia.
Nama Nusa Dua sebenarnya adalah nama dua buah pulau kecil dibagian selatan pulau Bali yang dipisahkan dengan pasir putih. Nusa berarti pulau dan dua berarti dua. Dari nama inilah kawasan Nusa Dua diambil.

Pura Uluwatu

Uluwatu salah satu obyek wisata di bali, dibangun di atas batukarang yang terjal dan tinggi sekitar 70 meter yang menjorok ke laut (samudra Indonesia) yang terkenal dengan keindahan sunset / matahari tenggelam. Pura Luhur Uluwatu berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Rudra. Pura Uluwatu dipercaya oleh umat Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin atau disebut dengan Pura Sad Kahyangan. Pura Luhur Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, sekitar 25 km ke arah selatan dar wilayah wisata Kuta, terletak di ujung Barat Daya Pulau Bali. Menurut Lontar Kusuma Dewa, pura ini didirikan atas anjuran Mpu Kuturan sekitar abad kesebelas, sebagai tempat untuk menurunkan ajaran Desa adat dengan segala aturan-aturannya dan selanjutnya pura ini dipakai untuk memuja oleh seorang pendeta suci yang bernama Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta yang berasal dari Jawa, datang ke Bali pada tahun 1546 M, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.

Pura Uluwatu merupakan salah satu obyek wisata populer di Bali.Pura ini terletak di batu karang yang menjorok ke laut, disini para pengunjung dapat melihat matahari terbenam / sunset yang indah. Di lokasi pura setiap hari diadakan pertunjukan tari Kecak dengan latar belakang sunset yang indah,dengan diiringi oleh kelompok penari laki-laki yang berjumlah sekitar 50 orang. Jika anda Liburan di bali sempatkan untuk menikmati sunset di Uluwatu dengan hibura
n tari kecak.

Garuda Wisnu Kencana

Add caption
 kependekan dari Garuda Wisnu Kencana yang artinya "burung Garuda Kendaraan Dewa Wisnu", merupakan salah satu obyek wisata di bali,  yang  terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali, dan berjarak 25 km dari Denpasar / 15 km dari Bandara, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan.

Dengan luas 250 hektar akan merangkum semua kegiatan budaya Bali di sini. pengunjung GW K akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan acoustic kelas satu, merupakan tempat yang tak tertandingi untuk pagelaran seni budaya.

GWK di harapkan untuk jadi simbol untuk kebudayaan yang berbasis keseimbangan alam. Dalam konsep Tri Murthi di mana Dewa Wisnu, bertugas untuk memelihara alam semesta dan Garuda sebagai kendaraan Dewa Wisnu merupakan simbol dari pengabdian yang tanpa pamrih. jadi diharapkan GWK merupakan simbol dari penyelamatan lingkungan.
GWK dibangung pada tahun 1997. Proyek ini sempat stop karena banyak masalah diantaranya pendanaan. dimana masih kurang sekitar 600 miliar untuk menyelesaikan GWK ini, yang baru selesai adalah Setengah badan Dewa Wisnu, burung Garuda, dan tangan Dewa Wisnu. GWK ini Di design dan dibangun oleh Nyoman Nuarta.


Untuk bisa mengunjungi objek wisata ini, wisatawan bisa ikut paket full day Uluwatu - watersport tour dan half day GWK - Uluwatu Tour yang kami telah susun rute perjalanannya. Atau wisatawan bisa sewa mobil + supir + bbm menentukan sendiri rute objek wisata yang mau dipilih bisa juga setir sendiri kalu sudah tahu rute/ jalan ke objek wisata tersebut.